ASKEB LESTU HAMIL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Letak sungsang
terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada terjadinya letak sungsang berkurang
dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dan
persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi 7% dari
persalinan yang terjadi pada minggu ke-32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang
terjadi pada kehamilan aterm.
Faktor-faktor
lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang, diantaranya adalah
multiparitas, kehamilan kembar, hidramnion, hidrosephalus, placenta previa
panggul sempit dan kadang-kadang letak sungsang disebabkan oleh kelainan uterus
dan kelainan bentuk uterus.
Letak sungsang
memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan letak kepala, manipulasi
secara manual dalam jalan lahir akan memperbesar resiko infeksi pada ibu, pada
janin mortalitas lebih besar disebabkan karena setelah sebagian janin keluar
maka uterus akan berkontraksi yang berakibat ada gangguan sirkulasi
uteroplasma, janin akan bernafas dan terjadilah aspirasi air ketuban, meconeum,
lendir dan darah.
1.2. Tujuan Penulisan Asuhan Kebidanan
1.2.1. Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir ilmiah ke dalam proses Asuhan
Kebidanan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny. ”S” GvP40004
UK 37-38 Minggu, Janin Tunggal Hidup Intrauterin Letak Sungsang Punggung Kanan
Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik.
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan
Asuhan Kebidanan pada Ny.
”S” GVP40004 UK
37-38 Minggu, Janin Tunggal Hidup Intrauterin Letak Sungsang Punggung Kanan
Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik, mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian.
b. Menginterpretasi diagnosa, masalah dan
kebutuhan.
c. Mengidentifikasikan
diagnosa dan masalah potensial.
d. Mengidentifikasikan
kebutuhan segera.
e. Mengembangkan rencana
tindakan/intervensi.
f. Melaksanakan tindakan
sesuai rencana/implementasi.
g. Mengevaluasi pelaksanaan
asuhan kebidanan.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Klien
Mendapatkan
pertolongan persalinan yang aman dan bersih serta asuhan sayang ibu.
1.3.2. Bagi Petugas Klinik
Merupakan bahan
untuk menambah wawasan, pengetahuan dan informasi dalam penatalaksanaan
komplikasi dalam kehamilan.
1.3.3. Bagi Institusi
Memberikan
tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada
pasien dengan letak sungsang.
1.3.4. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan suatu
pengalaman dan pengetahuan serta dapat menerapkan asuhan kebidanan pada pasien
kala I fase laten dengan letak sungsang.
1.4. Sistematika Penulisan
HALAMAN
JUDUL
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan Asuhan
Kebidanan
1.2.1. Tujuan umum
1.2.2. Tujuan khusus
1.3. Manfaat Pengumpulan Data
1.3.1. Bagi klien
1.3.2. Bagi petugas klinik
1.3.3. Bagi institusi
1.3.4. Bagi mahasiswa
1.4. Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN
TEORI
BAB III : TINJAUAN
KASUS
BAB VI : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Konsep
Dasar Kehamilan
2.1.1
Pengertian kehamilan
è Kehamilan terjadi
apabila ada persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus
kira-kira 280 hari. (Mochtar, 1998 : 43).
è Kehamilan terjadi
mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
(Sarwono, 2005 : 125).
è Proses
kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
-
Ovulasi pelepasan ovum.
-
Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum.
-
Terjadi migrasi dan pertumbuhan zygot.
-
Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus.
-
Pembentukan plasenta.
-
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
2.1.2 Perubahan-perubahan pada
wanita hamil
A. Perubahan fisiologis
1. Perubahan yang kelihatan
(a) Pada kulit terlihat hiperpigmentasi ialah
adanya kelebihan pigmen
- Pada muka disebut topeng kehamilan/cloasma
gravidarum.
- Pada areola mamae dan puting susu. Areola
akan berwarna hitam puting susu juga menghitam dan lebih menonjol.
-
Linea alba
: garis yang terbentang atas
sympisis sampai pusat.
Warnanya lebih hitam kecuali itu akan timbul garis
baru yang terbentang di tengah-tengah atas pusar yang disebut linea nigra.
Pada bagian ini kecuali ada
hiperpigmentasi ada pula striae gravidarum yang merupakan garis-garis pada
kulit.
- Striae
gravidarum ada 2 macam yaitu :
è Striae
lividae : garis yang warnanya biru pada kulit.
è Striae
albican : garis yang biru tadi menjadi
putih.
(b) Perubahan pada kelenjar
Yang kelihatan adalah kelenjar gondok yang
menjadi besar, jadi leher wanita itu bentuknya seperti leher pria. Perubahan
ini tidak selalu terdapat pada wanita hamil.
(c) Perubahan buah dada
Payudara menyiapkan diri untuk
mempersiapkan/memproduksi makanan pokok bayi setelah lahir. Perubahan ini
adalah :
- Buah dada membesar, tegang dan sakit.
- Vena di bawah kulit buah dada membesar dan
kelihatan jelas.
- Hiperpigmentasi pada areola mamae dan
puting susu, serta timbul secondaire areola mamae.
- Kelenjar mantgomery yang terletak di dalam
areola mamae membesar dan kelihatan dari luar, cairan yang dikeluarkan lebih
banyak agar puting susu selalu lembab dan lemas tidak mudah dihinggapi kuman.
- Buah dada ibu mengeluarkan cairan apabila
dipijat. Dari mulai hamil 16 minggu cairan yang dikeluarkan jernih. Pada
kehamilan 16-32 minggu warna cairan itu agak putih seperti air susu yang encer
sekali, dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang lebih keluar
lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak yang disebut
colostrums.
(d) Perubahan perut (abdomen wall/dinding perut)
Perut akan kelihatan makin lama makin besar.
Biasanya mulai sampai kehamilan 4 bulan membesarnya perut belum kelihatan.
Setelah itu mulai kelihatan membesar,
lebih-lebih setelah kehamilan 5 bulan kelihatan sekali menjadi besar. Pada saat hamil tua perut menjadi tegang,
pusat menonjol keluar. Pada
perut ini juga timbul striae gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba
serta timbul pada linea nigra.
(e) Perubahan
genetalia eksterna / alat kelamin luar
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada
vagina dan vulva. Akibat adanya hipervaskulerisasi/pembuluh darah mekar, vagina
dan vulva terlihat merah/kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks
disebut tanda chadwick.
(f) Perubahan pada tungkai
Tungkai adalah anggota bawah dari pangkal sampai
dengan jari kaki. Perubahan pada tungkai ini timbulnya varises pada
sebelah/kedua tungkai.
Pada hamil tua sering oedema pada salah satu
tungkai. Oedem disebabkan karena tekanan uterus yang membesar pada vena
femoralis sebelah kanan/kiri.
(g) Sikap
wanita hamil selama kehamilan
Sikapnya
menjadi lordose
2. Perubahan yang tidak kelihatan
(a) Perubahan pada satuan pencernaan (tractus
digestivus)
Salivasi meningkat, pada TM I mengeluh mual dan
muntah. Tonus otot dan saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan. Reabsorbsi makanan
baik, namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum)
sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut “morning sickness”.
Ini disebabkan karena alat pencernaan lebih
kendor, peristaltik kurang.
(b) Perubahan pada sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak
napas/pendek napas. Hal ini disebabkan karena usus yang tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih
dalam, yang lebih menonjol adalah pernapasan dada.
(c) Perubahan
pada system sirkulasi darah
* Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik
pesat sejak akhir TM I Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum
adalah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi hemodulasi atau
pengenceran darah, dengan puncaknya pada UK 32 minggu.
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk
dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang
disertai anemia fisiologis.
* Nadi dan tekanan darah
Nadi
biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 x/menit.
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama TM
II dan kemudian naik lagi seperti pada pra hamil. Tekanan darah vena dalam
batas normal. Pada ekstrimitas atas dan bawah cenderung naik setelah akhir TM
I. Turunnya tensi disebabkan karena kepekaan darah berkurang elastisitasnya.
* Perubahan pada jantung
Selama hamil pekerjaan jantung akan lebih berat
karena memompakan untuk dua orang yaitu ibu dan janin. Pompa jantung mulai naik
kira-kira 30 % setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu 2
terakhir kehamilan.
3. Perubahan pada kandung kemih
(a) Ginjal
Ginjal bekerja lebh berat karena harus menyaring
ampas ibu dan janin.
(b) Ureter
Ureter ini akan tertekan oleh uterus apabila
uterus sudah keluar dari rongga panggul. Ureter juga akan berkelok-kelok dan
kendor yang dapat menyebabkan lambatnya perjalanan urine ke kandung kemih.
Kuman penyakit dapat bertempat pada kelokan itu
dan dapat menimbulkan penyakit.
(c) Kandung kemih
Pada bulan kedua kehamilan akan sering terjadi
buang air kecil karena uterus lebih antefleksi dan membesar.
(d) Perubahan pada tulang
Keadaan tulang pada kehamilan juga mengalami
perubahan ialah bentuk tulang belakang menyesuaikan diri dengan keseimbangan
badan berhubung dengan membesarnya uterus. Oleh karena itu, kelihatan pada
kehamilan yang sudah agak tua/lebih dari 6 bulan sikap wanita menjadi lordose.
B. Perubahan
psikologi
“Menurut
teori Rubin”
- Trimester pertama : Ambivalen,takut,
fantasi, khawatir
- Trimester kedua : Perasaan lebih
enak, meningkatkan kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan dan
pertumbuhan janin, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
- Trimester ketiga : Berperasaan aneh, sembrono, merefleksikan pengalaman masa
lalu.
2.1.3 Pembagian usia kehamilan
Kehamilan dibagi 3 trimester, yaitu :
1. Trimester pertama : 0-12 minggu
2. Trimester
kedua : 13-27 minggu
3. Trimester
ketiga : 28-40 minggu
2.1.4 Tanda dan gejala klinis
kehamilan
a. Tanda subyektif/presumtif
· Amenore
(tidak dapat haid).
· Mual
dan muntah (nausea dan vamitting).
· Mengidam
(ingin makanan khusus).
· Tidak
tahan suatu bau-bauan.
· Anoreksia
(tidak ada selera makan).
· Payudara
membesar, tegang dan sedikit nyeri.
· Miksi
sering.
b. Tanda obyektif
· Perut
membesar.
· Uterus
membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar,
konsistensi dari rahim.
· Tanda
hegar : Konsistensi rahim yang lunak terutama di
daerah istmus uteri. Jika VT sampai verniks anterior dan tangan satunya pada
dinding perut seolah-olah istmus negatif.
· Tanda
Chadwick : Pada vagina terlihat daerah
livida dan keunguan karena kongesti vena.
· Tanda
piscasek : Pembesaran dan perubahan
bentuk rahim, lebih besar dinidasi.
· Kontraksi
braxton hicks : Kontraksi kecil-kecil jika dirangsang.
· Teraba
ballottement : minggu ke-4 dan ke-5, sementara ada yang
menganggap tanda pasti kehamilan.
· Goodel
sign.
c. Tanda
pasti kehamilan +
· Gerakan
janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba juga bagian janin.
· Denyut
jantung janin (Djj)
- didengar dengan stetoskop monoral-laennec.
- dicatat dan didengar dengan alat doppler.
- dicatat dengan foto electron kardiogram.
- dilihat pada USG.
· Terlihat
tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
2.1.5 Pemeriksaan dan pengawasan ibu
hamil
a. Tujuan
1) Tujuan umum ANC
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu
dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
2) Tujuan khusus ANC
- Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.
- Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit
yang mungkin diderita sedini mungkin.
- Menurunkan angka mortalitas dan morbilitas
ibu dan anak.
- Memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB, kehamilan, persalinan,
nifas, serta laktasi.
b. Jadwal
pemeriksaan kehamilan
1. Satu kali kunjungan pada TM I (sebelum 14
minggu).
2. Satu kali kunjungan selama TM II (antara 14 –
28 minggu).
3. Dua
kali kunjungan selama TM III (antara 28 – 36 minggu dan sesudah minggu ke – 36.
Pada
setiap kali kunjungan ANC tersebut, perlu didapatkan informasi tentang
kehamilan, yaitu :
a. Trimester I (sebelum minggu ke – 14),
informasi penting :
- Membangun hubungan saling percaya antara
petugas kesehatan.
- Mendeteksi masalah dan menanganinya.
- Melakukan tindakan pencegahan infeksi,
seperti tetanus neonatorum, anemia, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.
- Memulai
persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
b. Trimester II (sebelum minggu ke – 28),
informasi penting :
- Sama seperti TM I, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai pre eklamsi (tanya ibu tentang gejala-gejala pre eklamsi,
pantau tekanan darah, periksa untuk mengetahui protein uteri).
c. Trimester III (antara 28 – 36 minggu),
informasi penting :
- Sama seperti trimester sebelumnya, ditambah
palpasi abnormal untuk mengetahui gemelli.
d. Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di RS.
2.1.6 Fokus pengkajian pemeriksaan
kehamilan
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas isteri
dan suami
2) Anamnesa umum
· Tentang
keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi/BAB, perkawinan, dan
sebagainya.
· Tentang
haid, kapan mendapat Haid Terakhir (HT). Bila hari pertama haid terakhir
diketahui, maka dapat dijabarkan tafsiran tanggal persalinan. Memakai rumus Naegele : Hari +7, bulan –3,
dan tahun +1 ® TTP : Hari +7, bulan –7, tahun +1 HT.
· Tentang
kehamilan, persalinan, keguguran, dan kehamilan ektopik atau kehamilan masa
sebelumnya.
b. Inspeksi dan pemeriksaan fisik/umum
Pemeriksaan
seluruh tubuh secara baik dan lege artis. Tekanan darah nadi, suhu, keadaan dan
pernapasan jantung, paru-paru, dan sebagainya.
c. Perkusi
Tidak
begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu indikasi reflek lutut saat di
perkusi - ® Hypovitaminase B1 dan penyakit urat syaraf.
d. Palpasi
Ibu
hamil di suruh berbaring telentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan
memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap
hormat melakukan palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan dada.
Ø Palpasi
perut untuk menentukan :
- Binaan dan konsistensi rahim.
- Bagian-bagian
janin, letak, dan presentasi.
- Gerakan janin.
- Kontraksi rahim braxton – hicks dan HIS
Ø Cara
palpasi ada bermacam-macam, yaitu :
- Menurut Leopold
- Menurut Knebell
- Menurut Boodin
- Menurut Ahlfeld
“Manuver
palpasi menurut Leopold”
Ø Leopold I
- Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil.
- Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus.
- Konsistensi uterus.
- Jadi Leopold I untuk menentukan tuanya
kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus.
Variasi
menurut “Knebell”
à Menentukan
letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas
sympisis.
Ø Leopold II
- Menentukan batas samping rahim kanan –
kiri.
- Menentukan letak punggung janin.
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala
janin.
- Jadi Leopold II terutama untuk menentukan
dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil.
Variasi
menurut Bodin :
à Menentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan di fundus.
Ø Leopold
III
- Menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah / bagian terbawah janin.
- Apakah bagian bawah janin sudah masuk atau
belum masuk PAP dengan cara menggoyang.
Variasi
menurut Ahlfeld
à Menentukan letak
punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
Ø Leopold IV
- Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil.
- Juga bisa menentukan bagian terbawah janin
apa dan berapa jauh sudah masuk PAP.
- Leopold IV tidak bisa dilakukan kalau,
kepala masih tinggi.
Biasanya sambil melakukan palpasi, sekaligus
diperhatikan tentang konsistensi uterus, gerakan janin, kontraksi uterus (HIS)
dan apakah ada lingkaran Van Bandl.
Cara lain untuk menentukan tuanya
kehamilan dan berat badan janin/Taksiran Berat Janin (TBJ) dalam kandungan.
1. Dihitung dari Tanggal
Haid Terakhir (HPHT)
2. Tinggi fundus uteri :
Hanya berguna untuk letak kepala
à 36
minggu : 3 jari di bawah px.
32
minggu/40 mgg : pertengahan pusat dengan px.
28
minggu : 3 jari atas pusat.
24
minggu : setinggi pusat.
20
minggu : 3 jari bawah pusat.
16
minggu : Pertengahan antara sympisis dan pusat
12
minggu : 3 jari atas sympisis.
3. Menurut Mc. Donald
TFU dalam ciri : Tuanya kehamilan dalam bulan
3,5
4. Rumus Johnson - Tuusak
TBJ
: (mD – 12) x 155
Keterangan TBJ
: Tafsiran Berat Janin
mD
: Jarak sympisis – fundus uteri
(Mochtar, 1998 : 53)
C. AUSKULTASI
Digunakan
stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengarkan djj yang dapat kita
dengarkan adalah :
Ø Dari janin
- Djj pada bulan 4 – 5.
- Bising tali pusat.
- Gerakan dan tendangan janin.
Ø Dari ibu
- Bising rahim (uterin souffle)
- Bising uorta.
- Peristaltik usus.
Cara
menghitung djj, yaitu :
1. Kaki ibu hamil
diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat dengan dinding perut ibu.
2. Punetum maximum djj
ditetapkan di sekitar scapula.
3. Djj dihitung dengan
cara menghitung 5 detik pertama,interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5
detik kedua, interval 5 detik dilanjutkan 5 detik ketiga.
Jumlah perhitungan selama 3 x setiap 5
detik dikalikan 4. (normal
120-160 x/menit).
2.2 Konsep Dasar Letak Sungsang
2.2.1 Pengertian
Letak Sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Sarwono, 2009 : 606).
Presentasi bokong
adalah bila bayi letak longitudinal dan bokong bayi berada di segmen bawah
uterus ibu (Chapman, 2006 : 126).
Letak sungsang
adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah (presentasi
bokong) kejadian kurang lebih 3% (UNPAD, Obstetri Patologi : 169).
2.2.2 Etiologi
1.
Prematuritas
karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala
relatif besar.
2. Hidramnion karena
anak mudah bergerak.
3.
Placenta
previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
4.
Panggul
sempit.
5.
Kelainan
bentuk kepala : hidrocephalus, anechephalus karena kurang sesuai dengan bentuk
pintu atau panggul.
2.2.3 Klasifikasi
1.
Letak
bokong (frank breech)
Letak bokong dengan kedua
tungkai terangkat ke atas.
2.
Letak
sungsang sempurna (complete breech)
Letak bokong dimana kedua kaki
ada di samping bokong.
3.
Letak
sungsang tidak sempurna (incomplete
breech)
Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah
juga kaki atau lutut terdiri dari :
Kedua
kaki : Letak
kaki sempurna.
Satu
kaki : Letak kaki tidak sempurna.
Kedua
lutut : Letak lutut sempurna.
Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna.
Posisi bokong ditentukan oleh
sekrum, ada 4 posisi :
a.
Left sacrum anterior (sakrum kiri depan).
b. Right sacrum anterior (sakrum
kanan belakang).
c.
Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang).
d. Right sacrum posterior (sakrum
kanan belakang).
2.2.4
Diagnosis
1.
Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong dan
punggung dan kiri atau kanan.
2.
Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi
dan pusat atau di atas pusat.
3.
Pemeriksaan
dalam
Dapat teraba di sakrum, tuber ischii dan anus,
kadang-kadang kaki (pada letak kaki). Bila dapat diraba kaki, maka harus
dibedakan dengan tangan, pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan.
4.
Pemeriksaan
foto rontgen dan USG
Bayangan kepala di fundus.
2.2.5
Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan hampir saja sama
dengan letak kepala, hanya disini yang memasuki PAP adalah bokong, persalinan
berlangsung agak lama karena bokong dibandingkan kepala lebih lembek, jadi
kurang kuat menekan, sehingga pembukaan agak lama.
Jenis-jenis
pimpinan persalinan sungsang :
1.
Persalinan
pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin
pervaginam, dibagi menjadi 3 yaitu :
a.
Persalinan spontan (spontaneous breech) janin dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri cara ini disebut cara bracht.
b.
Manual aid
(partial breech extraction) janin
dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong
c.
Ekstraksi
sungsang (total breech extraction)
janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
2.
Prosedur
persalinan sungsang perabdominal
a.
Persalinan
letak sungsang dengan sectio ceasarea sudah tentu merupakan cara yang terbaik
ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang
pervaginam, memberi trauma yang sangat gejala-gejalanya akan tampak baik pada
waktu persalinan maupun baru dikemudian hari.
b. Namun hal ini tidak
berarti bahwa letak sungsang harus dilahirkan perabdominal. Untuk melakukan
penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan pervaginam atau harus
perabdominal kadang-kadang sukar.
c. Beberapa kriteria
yang dapat dipakai bahwa letak sungsang harus dilahirkan perabdominal, antara
lain :
1)
Primigravida
tua.
2)
Nilai
sosial janin tinggi.
3)
Riwayat
persalinan yang buruk.
4) Janin besar lebih
dari 3,5-4 kg.
5)
Dicurigai
adanya kesempatan panggul.
6)
Prematuritas.
2.2.6
Prognosis
1.
Bagi
ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga
karena dilakukan tindakan, selain itu lebih cepat pecah dan partus lebih lama,
jadi mudah terkena infeksi.
2.
Bagi
bayi
Prognosa tidak begitu baik
karena adanya gangguan peredaran darah placenta setelah bokong lahir dan juga
setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul bayi bisa menderita
asfiksia.
Oleh karena itu setelah pusat
lahir dan supaya janin hidup, janin kasus dilahirkan dalam waktu 8 menit.
2.2.7
Penanganan
·
Sikap
sewaktu hamil
Karena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu
baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar tujuannya adalah
untuk merubah letak bokong menjadi letak kepala, hal ini dilakukan pada primi
dengan kehamilan 34 minggu, multi dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada
panggul sempit, gemelli atau placenta previa.
a.
Syarat
:
§ Pembukaan kurang dari 5 cm.
§ Ketuban masih ada.
§ Bokong belum turun untuk masuk PAP.
b.
Melahirkan
bokong
§ Mengawasi sampai lahir spontan.
§ Mengait dengan jari.
§ Mengait dengan pengait bokong.
§ Mengait tali sebesar kelingking.
c.
Ekstraksi
kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah, pada letak bokong janin
dapat dilahirkan dengan cara vaginal atau abdominal (sectio caesarea).
2.3
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.3.1 Definisi
Asuhan
kebidanan adalah aktivitas atau interaksi yang dilakukan oleh bidan kepada
klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan.
Dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada klien bidan menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses yang sistematis dan
analisis dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7 langkah Varney,
yaitu :
I. Pengkajian
II. Diagnosa, masalah, dan kebutuhan
III. Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial
IV. Identifikasi
kebutuhan segera
V. Intervensi
VI. Implementasi
VII.Evaluasi
2.3.2 Manajemen kebidanan Varney
I. PENGKAJIAN
A. Data subyektif
1. Biodata
a. Nama ibu/suami
Untuk
mengetahui identitas klien.
b. Usia ibu dan suami
Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai
resiko tinggi atau tidak.
c. Agama
Untuk mengetahui kepercayaan klien
terhadap agama yang dianutnya sehingga memudahkan dalam melakukan asuhan dan
pendekatan.
d. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan serta
pengetahuan ibu maupun suami sebagai dasar dalam memberikan KIE.
e. Pekerjaan
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
kesehatan klien dalam aktivitas.
f. Alamat
Untuk mengetahui suku daerah ibu/suami dan
adat kepercayaan serta budaya sehingga memudahkan komunikasi.
g. Penghasilan
Untuk mengetahui status sosial ekonomi
sebagai dasar konseling dan pengobatan yang diberikan.
2. Status perkawinan
- Perkawinan ke berapa.
à Untuk
mengetahui ibu/bapak menikah berapa kali.
- Umur kawin
Untuk
mengetahui berapa umur ibu/bapak saat menikah.
- Lamanya kawin
Untuk
mengetahui berapa usia kawin ibu/bapak.
3. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan ibu/klien saat ini,
yang menyebabkan klien datang ke Puskesmas/BPS/dokter.
4. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi untuk mengetahui menarche,
siklusnya teratur/tidak, banyak darah yang keluar, lamanya haid, fluor albus
gatal/tidak, HPHT,TP.
b. Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
- Kehamilan
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya
pernah hamil berapa kali, saat persalinan ada resiko, dan apakah penyulit
kehamilan masa lalu.
- Persalinan
Meliputi jenis persalinan, ditolong siapa,
dimana dan bagaimana keadaan bayi (BB/PB) waktu lahir/adakah penyulit
persalinan.
- Nifas
Meliputi ada/tidaknya penyulit/gangguan
selama nifas, laktasi/tidak.
Bila ada penyulit pada waktu kehamilan,
persalinan, dan nifas yang lalu dapat diantisipasi dengan segera oleh petugas
kesehatan sehingga komplikasi tidak terjadi.
c. Riwayat kehamilan
Untuk mengetahui apakah ibu pernah
menderita penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, untuk keluhan selama
hamil ini, periksa hamil, mendapatkan TT berapa kali.
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah
menderita penyakit salah satu faktor predisposisi, misal : mioma uteri. Pernah
operasi/tidak.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada
yang memiliki penyakit menular, menahun/menurun.adakah riwayat kembar.
6. Keadaan
psikososial
a. Keadaan psikologi
Untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu
menghadapi kehamilan saat ini. Kehamilan ini direncanakan/tidak. Bagaimana
harapan terhadap kehamilan ini.
b. Keadaan sosial
Untuk mengetahui hubungan ibu dengan
suami, anggota keluarga yang lain merencanakan melahirkan dimana, ditolong
siapa, apakah mendapat dukungan suami, siapa pengambil keputusan dalam
keluarga.
7. Latar belakang sosial budaya
Untuk mengetahui kebiasaan yang dilakukan
dilingkungan ibu dan keluarga baik yangbersifat menunjang maupun menghambat
yang berhubungan dengan masa kehamilan maupun masa nifas.
8. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
: Menu yang dikonsumsi, porsi,
berapa kali dalam sehari.
b. Pola istirahat (kebiasaan tidur, lamanya).
c. Pola
aktivitas : Untuk mengetahui aktivitas sehari-hari.
Jika bekerja di kantor bagaimana, di rumah
? adakah keluhan.
d. Pola eliminasi : BAB
dan BAK
Bagaimana
frekuensi, warna konsistensi, adakah keluhan.
e. Personal hyigiene :
Kebiasaan mandi, gosok gigi, dan berapa kali mengganti pakaian dan
celana dalam selama sebelum hamil dan saat hamil.
f. Pola
seksual : Bagaimana pola hubungan seksual sebelum dan
selama hamil.
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui kesadaran secara
keseluruhan, bagaimana postur tubuh cara berjalan, raut wajah, tinggi badan,
berat badan, Lingkar Lengan Atas (LILA).
b. TTV
(Tanda-tanda Vital)
- Tekanan darah :
Untuk mengetahui tekanan darah ibu dalam batas normal/tidak (120/80
mmHg).
- Nadi :
Untuk mengetahui frekuensi tekanan jantung ibu/menit dalam batas
normal/tidak (80 x/menit).
- Pernapasan
: Untuk mengetahui frekuensi
napas per menit dalam batas normal/tidak (20-24 x/menit).
- Suhu : Untuk
mengetahui temperatur ibu (36,5 – 37o C)
2. Pemeriksaan
fisik
a. Inspeksi
-
Kepala
|
:
|
Kebersihan kulit kepala, adakah rambut
rontok, warna rambut adakah benjolan di kepala.
|
- Muka
|
:
|
Oedem/tidak, pucat/tidak, adakah cloasma
gravidarum, simetris/tidak.
|
- Mata
|
:
|
Simetris/tidak, konjungtiva merah muda/pucat,
sclera putih/icterust,adakah kelainan, kelopak mata cowong/tidak.
|
-
Hidung
|
:
|
Simetris/tidak, kebersihan, adakah
sekret, ada polip/tidak.
|
-
Mulut
|
:
|
Simetris/tidak, adakah stomatitis, caries,
tonsil, mukosa lembab/kering, adakah gigi palsu/kawat, lidah
|
- Telinga
- Leher
-
Dada
- Abdomen
- Genetalia
- Anus
- Ekstremitas
|
:
:
:
:
:
:
:
|
Simetris/tidak, ada serumen atau
tidak,pendengaran normal atau tidak.
Ada pembesaran kelenjar tiroid atau vena jugularis/tidak.
Simetris/tidak, ada pembesaran abnormal/
tidak, puting susu menonjol/tidak.
Pembesaran sesuai usia kehamilan,ada luka bekas oprasi atau tidak.
Ada oedema atau tidak,ada varises atau tidak,ada tumor / tidak.
Ada hemoroid /tidak.
Simetris, ada oedema /tidak,ada varises atau tidak.
|
b. Palpasi
- Kepala
|
:
|
|
- Leher
|
:
|
Ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis/tidak
|
- Dada
|
:
|
Payudara tegang / lembek,teraba benjolan
abnormal/tidak
|
- Ketiak
|
:
|
Adakah pembesaran kelenjar limfe/tidak
|
- Abdomen
|
:
:
:
|
Leopold I : TFU dan bagian apa yang ada di fundus. (Kepala atau
bokong)
Leopold II : Menentukan dimana letak punggungnya (PUKA/ PUKI) dan
bagian kecil janin (Tangan&kaki)
Leopold III : Menentukan bagian terendah janin sudah masuk PAP
atau belum.
Leopold IV : Menentukan berapa bagian terendah janin yang sudah
masuk PAP
|
c.
Auskultasi
- Dada
|
:
|
Tidak terdapat ronchi/wheezing
|
- Abdomen
|
:
|
DJJ: Dalam batas normal (120-160x/menit),
Teratur.
|
- Dada
|
:
|
Payudara tegang / lembek,teraba benjolan
abnormal/tidak
|
d. Perkusi
Reflek patela : +/+
e.
Pemeriksaan Penunjang (Kalau ada)
Hb:
Untuk mengetahui anemi atau tidak
Gol.Darah
: Untuk antisipasi keadaan gawat darurat
Urine
: Albumin : mendeteksi adanya preeklamsi
Reduksi
: mendeteksi diabetes Melitus
USG
: untuk mendeteksi dini adanya komplikasi.
II Diagnosa Kebidanan
·
Diagnosa : G…P…usia kehamilan…minggu, tunggal/kembar,
hidup/mati, letak janin, ekstra/intrauterine, keadaan jalan lahir, keadaan ibu
dan janin baik. Jika patologi sesuai dengan nomenklatur binomial.
DS :
Ibu mengatakan hamil ini/hamil ke… dengan usia kehamilan… bulan. Kapan haid
pertama haid terakhir.
DO :
Keadaan umum untuk mengetahui kesadaran secara keseluruhan.
TTV
Tekanan Darah 100-130/70-90 mmHg
Nadi 80 x/menit
RR 18-20 x/menit
Suhu 36,5-37° C
Palpasi menggunakan maneuver Leopold I s/d IV
Auskultasi mendengarkan djj atau adakah
djj pada abdomen.
·
Masalah I : Cemas dengan
Keadaan Janin didalam Kandungan
DS : Ibu
mengatakan khawatir mengenai keadaan janinnya saat ini.
DO : Ekspresi
wajah ibu cemas dan TTV dalam batas normal
·
Kebutuhan
-
Istirahat yang cukup
-
Gizi ibu hamil TM III
-
Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang
bersih dan aman.
III Identifikasi
Diagnosa dan Masalah Potensial
Keadaan yang mengancam jiwa yang
kemungkinan akan terjadi dan memerlukan antisipasi. Masalah potensial
berdasarkan interpretasi data yang benar atas data yang dikumpulkan.
IV Identifikasi
Kebutuhan Segera
Identifikasi tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah keadaan yang
mengancam keselamatan jiwa. (Perlu konsultasi, kolaborasi, dan rujukan ).
V Intervensi
Untuk mengetahui
diagnosa, tujuan, dan kriteria hasil. Agar
dapat menentukan intervensi/rencana beserta rasional yang akan dilakukan.
· Diagnosa : G…P…usia
kehamilan…minggu, tunggal/kembar, hidup/mati, letak janin Letak sungsang ekstra/intrauterine,
keadaan jalan lahir, keadaan ibu dan janin baik. Jika patologi sesuai dengan
nomenklatur binomial.
· Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami
penjelasan yang diberikan tenaga kesehatan sehingga ibu dan janin dalam keadaan
sehat.
·
Kriteria
Hasil:
-
Keadaan
umum baik
-
Djj dalam batas normal 120-160 x/menit.
-
TTV dalam
batas normal
Tekanan Darah 100-130/70-90 mmHg
Nadi 80
x/menit
RR 18-20
x/menit
Suhu 36,5-37° C
-
Tidak ada
tanda-tanda bahaya kehamilan TM III
·
Intervensi
1.
Lakukan
pendekatan terapeutik pada ibu
R/ : Ibu mudah diajak kerjasama dan lebih kooperatif
dengan petugas kesehatan.
2. Observasi TTV dan
tanda-tanda bahaya yang muncul
R/ : Mendeteksi
dini resiko yang akan muncul
3. Berikan penjelasan
tentang keadaan kehamilannya.
R/ : Memberi informasi tentang
keadaan kehamilannya.
4.
Jelaskan
pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III
R/ : Menambah
pengetahuan dan untuk mengantisipasi ibu kapan harus kembali.
5. Berikan penjelasan
tentang gizi ibu hamil dengan menu seimbang.
R/ : Meningkatkan
daya tahan tubuh dan membantu pertumbuhan perkembangan janin.
6.
Lakukan
pemeriksaan 5T ( Timbang, Ukur TD, Ukur TFU, Imunisasi TT, dan Pemberian Tablet
Tambah Darah )
R/ : Memantau
kesehatan ibu dan janin.
7. Jelaskan pada ibu
tentang kehamilan letak sungsang khususnya bahaya kehamilan sungsang.
R/ : Dengan penjelasan yang diberikan tentang
bahaya kehamilan suungsang diharapkan saat bersalin ibu segera MRS.
8. Kolaborasikan dengan
dr. Sp.OG memgenai keadaan ibu dan janin
R/ : Memastikan
kembali apakah benar presentasi bokong.
9. Anjurkan kepada ibu
untuk kontrol 1 minggu lagi. Tetapi bila ada keluhan segera
kontrol ke Bidan tanpa menunggu jadwal kontrol
R/ : Untuk mengetahui perkembangan
selanjutnya.
VI Implementasi
Mengacu pada intervensi. Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada intervensi.
VII Evaluasi
Mengacu pada intervensi dan
implementasi. Dilaksanakan evaluasi keefektifan yang sudah diberikan. Dalam evaluasi menggunakan format SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari / Tanggal : Rabu
/ 03 Januari 2013
Jam : 08.20 WIB.
3.1 PENGKAJIAN
A. Data
Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny ”S”
Umur : 37 th
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa, Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasil : -
Alamat : Ds. Kepuh
|
Nama Suami : Tn “A”
Umur : 40 th.
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa, Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : -
Alamat : Ds. Kepuh
|
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melakukan
pemeriksaan kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan cemas karena
kehamilannya sungsang dan ibu mengeluh sering kencing.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah
menderita penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun
seperti darah tinggi, kencing manis, asma, dan penyakit menahun seperti
jantung, tumor, dan sebagainya. Ibu tidak pernah operasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan didalam
keluarga tidak ada menderita penyakit menular, hepatitis, HIV/AIDS, TBC,
penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, asma dan penyakit menahun
seperti jantung, tumor dan kanker. Dalam keluarga ada keturunan kembar.
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang
menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, TBC, penyakit
menurun seperti darah tinggi, kencing manis, asma dan penyakit menahun seperti
jantung, tumor dan kanker.
7. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari / teratur
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : Hari I-IV 3-4 pembalut, darah bergumpal dan encer.
Hari V-VI 2 pembalut darah
coklat, flek-flek hari VII darah coklat kekuning-kuningan.
Warna : Hari I-IV merah, hari selanjutnya kecoklatan
Bau : Amis / khas
Flour albus : kadang, kadang, tidak sampai bau dan gatal
Dymmenore : tidak
HPHT : 12-04-2012
8. Riwayat Pernikahan
-
Menikah : 1 kali
-
Lama : 1 tahun
-
Umur pertama kali menikah : 32 tahun
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang
lalu
No
|
Hamil
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
|||||||||
Ke
|
UK
|
Pnylt
|
Jns
|
Pnlg
|
Tmpt
|
Pnylt
|
BB
|
PB
|
JK
|
H/M
|
Lact
|
Pnylt
|
|
1.
|
I
|
9 bln
|
-
|
spontan
|
bidan
|
BPS
|
-
|
3200
|
50 cn
|
L
|
Hidup
|
ASI
|
-
|
2
|
II
|
9 bln
|
-
|
Spontan
|
bidan
|
BPS
|
-
|
3200
|
50 cI
|
L
|
Hidup
|
ASI
|
-
|
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang
hamil yang pertama.
Keluhan yang dirasakan ibu
selama hamil :
a. Trimester
I : Ibu mengatakan waktu hamil muda mual tetapi tidak sampai muntah, ibu
periksa ke bidan 3x.
b. Trimester
II : Ibu
merasakan pinggang terasa sakit.
c. Trimester
III : Ibu
sering BAK.
Ibu mengatakan periksa
kehamilan sebanyak :
TM I : Sebanyak 2x di BPS, mendapatkan
multivitamin dan tablet penambah darah.
TM II :
1x di dr SpOG, ibu mengetahui bahwa
kehamilannya sungsang.
TM III : 2x di BPM, mendapatkan multivitamin.
Penyuluhan yang didapatkan
selama hamil à makanan sehat untuk bumil, perawatan
payudara dan persiapan persalinan.
Pergerakan anak yang dirasakan
sejak UK 5 bulan.
11. Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa pernah
mengikuti KB Suntik 3 bulanan.
12. Pola Kehidupan Sehari-hari.
Pola
|
Sebelum Hamil
|
Selama Hamil
|
1. NUTRISI
2. ISTIRAHAT
3. AKTIVITAS
4. ELIMINASI
5. PERSONAL HYGIENE
6. POLA KEBIASAAN
|
· Makan 3x/ sehari
dengan prosi nasi, ayam, tempe, sayur, minum air putih 5-6 x/gelas teh
1x/gelas.
· Tidur siang ± 2 jam
(13.30 – 18.30 WIB)
· Tidur malam ± 6-8
jam (21.00 – 04.30 WIB).
Ibu tidak bekerja dan melakukan aktivitas
sehari-hari sebagai IRT seperti mencuci, memasak, menyapu,
· BAK 2-4x/hari warna
: Kuning jernih, tidak ada keluhan.
· BAB tiap pagi 1x,
konsistensi lembek, tidak ada keluhan.
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju
2x/hari cuci rambut 2x/minggu, dan ganti celana tiap hari.
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum
alkohol dan minum jamu. Tidak memiliki hewan peliharaan sperti kucing, ayam
dan burung.
|
· Makan 4x/sehari
dengan porsi nasi, ayam, tahu/tempe, sayur, buah,
Minum air putih
5-6x/gelas
Minum susu 1x/gelas.
· Tidur siang ± 1-3
jam
· Tidur malam ± 6-7
jam (21.30-05.00 WIB)
Ibu tetap melakukan pekerjaan rumah sebagai IRT
seperti mencuci, memasak, ibu rajin mengepel karena keadaan bayinya
BAK sering (6-7x/sehari) warna :
kuning jernih, tidak ada keluhan. BAB tiap pagi 1x konsistensi lembek, tidak
ada keluhan.
Mandi 2x/hari, gosok gigi
2x/hari, ganti baju 2x/hari, cuci rambut 1x/minggu.
Ibu mengatakan sehabis mandi
melakukan perawatan payudara.
Selama hamil ibu tidak pernah
melakukan pijat oyok yang bisa menyebabkan kelainan letak janin.
|
13. Riwayat Psikososial dan Budaya
a. Riwayat Psikologi
Ibu mengatakan cemas dengan
keadaan diri dan janinnya karena bayi didalam kandungan dalam keadaan sungsang.
b. Riwayat Sosial
Ibu tinggal serumah dengan
suami. Hubungan ibu dengan keluarga dari ibu maupun suami terjalin baik. Ibu
berkomunikasi bersama keluarga menggunakan bahasa jawa dan Indonesia. Hubungan
ibu dengan bidan sangat baik, terbukti dengan saat ibu periksa di BPM. Hubungan
ibu dengan masyarakat sekitar terjalin baik.
c. Riwayat Budaya
ibu tidak ada pantangan
terhadap makanan, ibu dan keluarga tidak percaya tahayul, ibu dan keluarga bila
sakit berobat ke tenaga kesehatan
14. Pola Spiritual
Ibu dan keluarga beragama
islam, melakukan sholat 5 waktu dalam hari.
B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV à TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,8°C
BB sebelum hamil : 59 kg
BB sekarang / saat hamil : 69 kg
TB/ Lila : 158 cm/25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak
rontok,warna rambut hitam, tidakada lesi maupun benjolan abnormal.
Muka : Simetris, tidak oedem, tidak pucat, wajah
tampak cemas.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih,
kelopak mata tidak cowong, dan tidak ada kelainan.
Hidung : Simetris, bersih/tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak caries, mukosa bibir lembab, lidah
bersih.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada bendungan vena jugularis.
Dada : Bentuk dada simetris, areola hyperpigmentsi, puting susu
menonjol, bersih, tidak lecet.
Abdomen : Tampak pembesaran sesuai usai kehamilan, tidak ada bekas luka
operasi/SC, maupun bekas jahitan operasi. Abdomen membujur, tampak linea nigra.
Genetalia : tidak ada bekas luka jahitan, tidak ada varises, tidak oedem, tidak
ada pengeluaran darah, lendir.
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstrimitas
Ekstrimitas Atas : tidak odem, tidak ada gangguan pergerakan,
tidak ada kelainan.
Ekstrimitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada
gangguan pergerakan, tidak ada kelainan.
b. Palpasi
Leher : - Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
- Ada bendungan vena jugularis
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, collostrum belum keluar, tidak ada
nyeri tekan.
Abdomen à Leopold I s/d L IV
-
L I : TFU pertengahan pusat – px (27 cm), teraba
keras, bulat, dan melenting (Kepala Janin) pada fundus.
-
L II : Pada perut sebelah kanan ibu terasa keras,
memanjang seperti papan (puka), pada bagian kiri teraba bagian kecil janin
(ekstrimitas janin).
-
L III : Pada bagian bawah janin teraba lunak,
kurang bundar dan tidak melenting (bokong). Bagian
terbawah janin belum masuk PAP.
-
L IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP, bisa
digoyangkan.
TBJ (menurut Johnson Tusah)
= TFU -13 x 155
= 27 -13 x 155
= 2170 gram
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi maupun wheezing.
Abdomen : DJJ (+) 136x/menit teratur dengan funandoscope punctum maximum
terdengar jelas 3 jari bawah pusat perut sebelah kanan.
d. Perkusi
Ekstremitas bawah : Reflek Patella kanan/kiri +/+
3. Data Penunjang
-
3.2 IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH
A. Diagnosa : GVP40004
usia kehamilan 37-38 minggu, tunggal, hidup, intrauterin, keadaan umum ibu dan
janin baik dengan letak sungsang
DS : Ibu mengatakan hamil anak kelima, ibu mengetahui kalau anak didalam
kandungan dalam keadaan sungsang.
DO : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV à TD : 120/80
mmHg
N : 82x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8°C
Abdomen Leopold I s/d IV
(palpasi)
L I : TFU pertengahan pusat – px (27 cm), teraba keras, bulat dan
melenting (kepala janin) pada fundus.
L II : Pada perut sebelah kanan ibu teraba keras, memanjang seperti
papan (puka), pada bagian kiri teraba bagian kecil janin (Ekstrimitas janin)
L III : Pada bagian bawah janin teraba lunak, kurang bundar dan tidak
melenting (bokong), bagian terbawah janin belum masuk PAP.
L IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP, bisa digoyangkan.
TBJ = TFU – 13 x 155
= 27 – 13 x 155
= 2170 gram
Auskultasi : DJJ (+) 136x/menit teratur dengan funandocope punctum maximum
terdengar jelas 3 jari bawah pusat perut sebelah kanan.
TP : 22-11-2008
B. Masalah : Cemas
dengan keadaan janin didalam kandungan.
DS : Ibu mengatakan kuatir mengenai keadaan janin didalam kandungan
karena sungsang.
DO : Ekspresi wajah ibu cemas.
TTV à TD : 120/80
mmHg
N : 82x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8°C
Palpasi : Abdomen Leopold I s/d IV
L I : TFU pertengahan pusat – px (27 cm), teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala janin) pada fundus.
L II : Pada perut sebelah kanan ibu teraba keras, memanjang seperti
papan (puka), pada bagian kiri teraba bagian kecil janin (ekstrimitas janin)
L III : Pada bagian bawah janin teraba lunak, kurang bundar dan tidak
melenting (bokong), bagian terbawah janin belum masuk PAP.
L IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP, bisa digoyangkan
TBJ = TFU – 13 x 155
= 27 – 13 x 155
= 2170 gram
3.3 IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-
Masalah Potensial : Terjadi Persalinan lama /
Persalinan macet.
3.4 IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
· Nasehatkan kepada ibu
agar melahirkan di rumah sakit.
· Kolaborasi dengan dr
SpOG untuk USG
3.5 Intervensi
A. Diagnosa : GvP40004
usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, letak sungsang,
puka, keadaan ibu dan janin baik.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan kehamilan
berjalan normal dan tidak ada komplikasi, sehingga ibu dan janin dalam keadaan
sehat.
Kriteria hasil :
-
Keadaan umum baik.
-
TTV dalam batas normal
TD : 110/70-130/90 mmHg
N : 80-100 x/menit
RR : 16-20 x/menit
S : 36,5 – 37,5°C
Intervensi dan Rasional
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
R/ Dengan pendekatan diharapkan ibu bisa
bersikap kooperatif dan untuk membentuk kepercayaan antara tenakes dengan ibu.
2. Lakukan pemeriksaan 5 T (Timbang, ukur
Tekanan Darah, Ukuran TFU, Imunisasi TT dan pemberian Tablet Fe)
R/ Untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
3. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan ibu dan
janin kepada ibu.
R/ Menambah pengetahuan dan untuk mengantisipasi
ibu kapan harus kembali dan segera kontrol.
4. Jelaskan pada ibu tentang bahaya kehamilan TM
III
R/ Menambah pengetahuan dan untuk mengantisipasi
ibu kapan harus kembali dan segera kontrol.
5. Jelaskan pada ibu tentang kehamilan letak
sungsang khususnya bahaya kehamilan sungsang.
R/ Dengan penjelasan yang diberikan tentang
bahayanya diharapkan saat bersalin ibu segera MRS.
6. Anjurkan kepada ibu untuk kontrol 1 minggu
lagi. Tetapi bila ada keluhan segera kontrol ke bidan tanpa menunggu jadwal
kontrol.
R/ Untuk mengetahui perkembangan selanjutnya.
3.6 Implementasi
Tanggal : 03-1-2012 Jam : 09.00
WIB
A. Diagnosa : GvP40004
usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, letak sungsang,
puka, keadaan umum ibu dan janin baik.
Implementasi :
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
jangan menyebut nama pasien serta melakukan komunikasi terapeutik.
2. Melakukan pemeriksaan 5 T.
3. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada
Ibu.
o
Keadaan umum ibu dan janin baik.
o
Keadaan janin didalam kandungan sungsang.
o
DJJ (+) dalam batas normal.
4. Menjelaskan pada ibu tentang bahaya kehamilan
TM III
o
Kepala pusing, hingga pandangan kabur.
o
Mengeluarkan darah yang banyak dari kemaluan.
o
Kaki dan tangan bengkak.
o
Keluar cairan yang merembes dari kemaluan.
5. Menjelaskan pada ibu tentang bahaya kehamilan
sungsang.
o
Kemungkinan ibu akan merasa sesak napas.
o
Persalinan yang lama sehingga ibu diharuskan
melahirkan di rumah sakit
6. Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol 1 minggu
lagi. Tetapi bila ada keluhan, segera kontrol ke bidan tanpa menunggu jadwal
kontrol.
3.7 Evaluasi
Tanggal 03-01-2012 Jam
: 09.00 WIB.
Diagnosa : GvP40004 usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal,
hidup, intrauterin, letak sungsang, puka, keadaan umum ibu dan janin baik.
S : Ibu
mengatakan bahwa mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan petugas
kesehatan / bidan.
O : Keadaan Umum : baik.
Kesadaran :
Composmentis.
DJJ (+), keadaan janin
sungsang.
A : GvP40004 usia kehamilan 37-38 minggu, janin
tunggal, hidup, intrauterin, letak sungsang, puka, keadaan umum ibu dan janin
baik.
P : - Berikan
HE tentang :
-
Follow up 1 minggu lagi (17-10-2008).
-
Anjurkan ibu selalu merangkak dan bersujud.
-
Perawatan payudara.
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa dari penulis mengenai kesenjangan-kesenjangan
yang terjadi antara teori dengan tinjauan kasus setelah melakukan asuhan
kebidanan pada Ny “S” GvP40004 usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal,
hidup, intrauterin, letak sungsang, puka, keadaan umum ibu dan janin baik di BPM
nunuk s. Amd.keb muncul kesenjangan.
Secara teori penatalaksanaan kehamilan dengan letak
sungsang satu-satunya cara adalah dengan versi luar. Pada waktu ANC, hendakinya
diusahakan melakukan versi luar antara 34 dan 38 minggu, dengan syarat diagnosis
letak janin harus pasti dan djj harus dalam keadaan baik.
Dalam tinjauan kasusu Ny “S” GvP40004 usia kehamilan 37-38 minggu dengan letak
sungsang penatalaksanaan kehamilan dengan letak sungsang adalah ANC rutin
dengan kolaborasi dr SpOG untuk dilakukan pemeriksaan USG dan memberikan
nasehat kepada ibu agar melahirkan di RS. Selain itu juga, Ny “S” juga dianjurkan agar
sering bersujud dan merangkak dengan pelan dan hati-hati. Dalam kasus ini,
tidak dilakukan pemeriksaan versi luar karena mengingat bahaya dari versi luar
ialah solutsio plasenta, ruptura uteri dan letak defleksi, sehingga versi luar
tidak boleh dilakukan pada setiap orang / keadaan.
Pada dasarnya antara teori dan
praktik di lapangan tidak jauh berbeda adapun kesenjangan yang terjadi itu pun
tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan kehamilan dengan letak sungsang tidak
muncul hanya satu masalah / komplikasi saja, sehingga penatalaksanaan
tergantung kondisi yang terjadi pada pasien saat itu juga dan memerlukan
aplikasi dari lapangan.
Sekian pembahasan dari
penulis, jika ada saran dan kritik mohon diajukan segera untuk menambah
kesempurnaan dari asuhan kebidanan komprehensif ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Letak
sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah
(presentasi bokong) kejadian ± 3%. (UNPAD, Obstetri Patologi:169). Pada
pengkajian Ny ”S” GvP40004 usia kehamilan 37-38 minggu
dengan letak sungsang data yang didapatkan dapat ditemukan bahwa pada
pemeriksaan leopold yaitu :
L I : TFU pertengah pusat – px (27 cm), teraba keras, bulat dan
melenting (Kepala janin) pada fundus.
L II : Pada perut sebelah kanan ibu teraba keras, memanjang seperti
papan (puka), pada bagian kiri teraba bagian kecil janin.
L III : Pada bagian bawah janin teraba lunak, kurang bundar dan tidak
melenting (bokong), belum masuk PAP.
L IV : Belum masuk PAP bisa digoyangkan.
Adapun
masalah potensial yang akan terjadi yaitu akan terjadi persalinan lama /
persalinan macet. Tetapi untuk mengantisipasinya dilakukan konseling agar ibu
melahirkan di RS maka masalah potensial tidak terjadi karena di RS akan
ditangani oleh dr. SpOG.
5.2 Saran
Dari
kesimpulan diatas hendaknya :
1. Bagi lahan praktik
Diharapkan petugas kesehatan /
bidan hendaknya harus lebih bisa bertindak lebih cepat dan tepat dalam menghadapi
dan mengambil keputusan mengenai tindakan yang bersifat darurat sehingga tidak
timbul komplikasi.
2. Bagi pendidikan
Diharapkan lebih banyak
menyediakan referensi / literature yang berkaitan dengan penyusunan asuhan
kebidanan khususnya pada kehamilan patologis.
3. Bagi Mahasiswa
Dengan mendapatkan
pengalaman diharapkan mampu menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan
dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan manajemen varney.
4. Bagi Pasien
Hendaknya pasien menjalankan
semua yang dianjurkan oleh petugas kesehatan karena bersifat rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian
Obstetri dan Ginekologi. FK UNPAD. 1983. Obstetri
Patologi. Bandung.
Chapman,
Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan
dan Kelahiran. Jakata : EGC.
Manuaba,
Ida Bagus Gde. 1998. ilmu Kebidanan,
Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :
EGC.
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro,
Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar